Diskusi umum Seri Mimbar Akademik #5 dengan tema “POTENSI KEANEKARAGAMAN HAYATI YOGYAKARTA ” dengan narasumber Siti Diniarsih (Biolaska) dan Joko Setiyono (Indonesia Dragonfly Society).
Diselenggarakan pada :
- Hari Kamis, 17 April 2014
- Pukul 08.30 – 09.30.
- Tempat Laboratorium Penelitian Matematika II, Laboratorium Terpadu Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Resume:
Pada dasarnya, biodiversitas sangat penting untuk dijaga mengingat akhir-akhir ini, populasi hayati sangat terbatas. Hal ini penting karena kita sebagai makhluk hidup memerlukan atau membutuhkan makhluk hidup lainnya. Namun sekarang ini, banyak manusia yang apatis dan tidak peduli terhadap perkembangan hayati.
Berdasarkan hasil seminar yang dilaksanakan oleh teman-teman Biolaska UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, kepedulian manusia terhadap keanekaragaman hayati sangat memprihatinkan. Tidak hanya dari segi proteksi hayati, namun dari segi pengkajiannya pun masih sangat minim. Hal itu dibuktikan dengan data yang dikeluarkan oleh Jurnal Kakula bahwa penulis asing masih mendominasi pengkajian tersebut.
Tercatat, penulis asing masih mendominasi dengan angka cukup mencengangkan, yaitu 87% dari tahun 1985-2014. Sedangkan sisanya adalah orang Indonesia, yakni 13%. Namun angin segar berhembus ketika untuk pertama kalinya orang Indonesia kali ikut berpartisipasi pada tahun 1995. Dalam empat episode terakhir, tercatat ada orang Indonesia yang berpartisipasi dalam mempublikasikan jurnal tentang hayati. Bahkan dalam 2 edisi terakhir, peneliti dari UIN Sunan Kalijaga ikut andil dalam mengkaji dan mempublikasikan lewat jurnal.
Mengerucut pada perkembangan hayati di Jawa, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta, Yogyakarta masih mendominasi dari segi perkembangan hayati. Misalnya, dari jumlah burung 509 spesies, terdapat 65,6% ada di Yogyakarta. Capung sebanyak 27%, anggrek 31%, dan kupu-kupu sebanyak 26,80%.
Akhirnya, partisipasi semua masyarakat terutama mahasiswa harus ikut andil dalam menjaga dan mengembangkan potensi hayati yang ada di jawa. Salah satunya adalah dengan melakukan eksplorasi, dan gali potensi semua yang ada. Sehingga ekosistem yang ada tetap terjaga dan seimbang antara kebutuhan manusia dan perkembangan hayati. Semoga!
[17/04/2014, Tim Laboratorium Matematika – Center for Integrative Zoology]